Demi Rupiah, Sinkretisme Agama Dirambah


MutiaraUmat.com -- Borobudur adalah merupakan sebuah kawasan di wilayah kabupaten Magelang. Kawasan tersebut menjadi ikon karena di kawasan terdapat candi Buddha yang ditetapkan sebagai destinasi wisata super prioritas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno atas instruksi dari Presiden Jokowi (kemenparekraf.go.id, 29 April 2021).

Sebagai kawasan wisata super prioritas, banyak event yang diselenggarakan di kawasan Borobudur, untuk meningkatkan daya tarik kawasan Borobudur. Event terdekat yang akan diselenggarakan di kawasan Borobudur adalah pabbajja samanera 2023 yang akan diselenggarakan oleh Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) pada tanggal 16-28 Desember 2023.

Pabbajja Samanera sendiri merupakan pelatihan sementara calon biksu dengan menjalankan 75 sila (vinaya) ajaran Buddha (radarmagelang.jawapos.com, 24/11/2023)

Even yang melibatkan peribadatan umat Buddha di candi Borobudur seringkali menarik perhatian masyarakat, tak terkecuali masyarakat dari kalangan kaum Muslimin. Tidak dipungkiri, masyarakat Muslim seringkali turut berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan peribadatan yang diselenggarakan oleh umat Buddha. Salah satu contoh kegiatan yang seringkali diikuti oleh umat Islam adalah penerbangan lampion, di mana dalam acara Pabbajja Samanera sendiri, salah satu prosesi yang dilakukan adalah penerbangan lampion, yang diagendakan pada tanggal 23 Desember 2023.

Kurangnya pemahaman yang dimiliki kaum Muslim, seringkali mereka ikut terlibat dalam rangkaian acara yang bahkan termasuk peribadatan. Tanpa mempedulikan standar halal - haram, bahkan hanya melihat dari aspek kesenangan dan manfaat. Tak jarang pula, karena ada manfaat ekonomi dalam rangkaian acara tersebut, sehingga kaum Muslim tidak lagi melihat apakah perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam.

Di sisi lain, bagi pemerintah sendiri, keberadaan even justru dimanfaatkan sebagai ajang yang memiliki daya tarik untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, dengan asumsi meningkatnya jumlah wisatawan berarti meningkat pula pendapatan bagi daerah. Tingginya jumlah wisatawan diklaim sebagai meningkatnya devisa yang akan menumbuhkan perekonomian daerah.

Kapitalisme sekuler yang diterapkan saat ini menjadikan kaum Muslim memiliki pemahaman bahwa agama hanyalah mengatur ibadah mahdhah yang bersifat ritual semata. Sekularisme yang telah memisahkan agama dari kehidupan, melahirkan ideologi kapitalisme, yang menjadikan materi sebagai tolok ukur perbuatan dalam kehidupan. Kaum Muslim pun tak luput dari pengaruh kapitalisme sekuler yang menjadi aturan yang diterapkan di tengah kaum Muslim saat ini. Kaum Muslim telah kehilangan tsaqofah Islamnya, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya, tidak lagi menjadikan Islam sebagai standart dalam perbuatannya, halal-haram tidak lagi menjadi pertimbangan dalam menjalani kehidupan.

Bukan hanya dalam tataran individu, dalam konteks penguasa dan negara pun kapitalisme sekuler telah menjadi racun yang meracuni seluruh kaum Muslim, sehingga menjadikan materi dan manfaat sebagai satu-satunya standar dalam melakukan suatu perbuatan.

Bahkan, atas nama toleransi dan moderasi beragama, hari ini umat dari berbagai agama telah melakukan pencampuradukan ajaran agama. Acara bertajuk kegiatan lintas agama kerapkali diselenggarakan, dengan dalih kerukunan antar umat beragama.

Islam adalah aturan kehidupan yang darinya terpancar akidah dan aturan. Islam bukan sekadar agama yang hanya mengatur ibadah mahdhah semata. Islam mengajarkan bahwa keyakinan yang dimiliki penganutnya akan membawanya memiliki kesadaran bahwa dalam kehidupan ini manusia adalah salah satu makhluk yang harus memiliki keterikatan dengan aturan-aturan dari Penciptanya.

Di antara aturan dari Sang Pencipta yang mengikat manusia adalah, adanya larangan dalam Islam bagi pemeluknya untuk ikut berpartisipasi dalam rangkaian peribadatan agama lain. Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sabdanya :

من تشبه بقوم فهو منهم

Artinya : Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian darinya.

Toleransi dalam Islam adalah membiarkan pemeluk agama lain menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, bukan dengan turutserta serta berpartisipasi dalam kegiatan peribadatan agama lain.

Dalam Islam, aturan-aturan dari Sang Pencipta tidak hanya mengikat individu semata, namun wajib bagi penguasa untuk menerapkan aturan-aturan dari Sang Pencipta tersebut. Penguasa yang menerapkan aturan dari Sang Pencipta tersebut yang dikenal dengan istilah Daulah Khilafah Islamiyah. Daulah Khilafah sebagai institusi yang menerapkan aturan dari Sang Pencipta, tidak akan mengkomersilkan rangkaian peribadatan agama sebagai daya tarik pariwisata untuk memperoleh pendapatan, baik pendapatan daerah maupun pendapatan negara. Konsep pariwisata dalam Islam adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan, semakin menumbuhkan rasa syukur dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Islam telah menetapkan pos-pos pendapatan bagi negara, untuk menopang ekonomi negara, baik dari ghanimah, anfal, fai', kharaj, jizyah, rikaz, khumus, pengelolaan kepemilikan umum, yaitu berupa tambang yang depositnya melimpah. Dengan demikian, pariwisata bukan lagi aset yang diekspos untuk mampu menghasilkan pendapatan bagi negara, dengan melakukan berbagai upaya serta menghalalkan segala cara demi mewujudkan wisata yang dianggap menarik. []


Oleh: Erlis Agustiana
Aktivis Muslimah

0 Komentar