Scott Ritter: Saya Malu dengan Negara-Negara Arab, Punya Peluang Membungkam Entitas Yahudi, tetapi Tidak Dilakukan


MutiaraUmat.com -- Mantan Kepala Inspektor PBB untuk kemanan Irak, Scott Ritter, merasa malu melihat sikap negara-negara Arab yang tidak mau membungkam Israel, padahal mampu. 

“Saya merasa malu melihar negara-negara Arab hari ini. Saya malu melihat dunia Muslim. Mereka memiliki kesempatan dalam pertemuan extraordinari Riyadh, Sabtu (11/11/2023) lalu, untuk mengambil peluang membungkam Israel hingga mati dengan melakukan embargo minyak. Sayangnya, tidak dilakukan,“ ujar Scott dalam diskusi di kanal YouTube Dialogue Works, dengan judul All Lost, Total Failure Achieved-Scott Ritter, Sabtu (18/11/2023).

Menurut Scott, negara-negara Arab malah lebih memilih untuk mempertahankan keuntungan materi, seperti uang di atas tumpahan darah rakyat Palestina. Sehingga, situasi buruk yang terjadi di Palestina juga tidak salah jika disebut sebagai kutukan bagi negara-negara Arab.

"Terlebih, Presiden Turki, Erdogan, Scott menilai jika Erdogan orang yang mampu berpidato dengan sangat bijak di hadapan publik," katanya.

Namun sayangnya, menurut Scott, Erdogan  adalah pemimpin Negara Muslim yang menjadikan Turki sebagai lintasan pengiriman Zeri oil di atas pipa kapal-kapal, dan Pelabuhan Turki yang akan dikirim ke Israel sebagai pelumas mesin perang. Sikap Erdogan yang demikian, sejatinya menunjukkan sikap hipokrit. Erdogan tentu mampu menutup atau memutus jalur-jalur penting tersebut ke Israel. 

“Erdogan, Anda hipokrit! Tutuplah minyak kemudian aku akan mendengarmu. Apa anda tidak tahu pentingnya Al-Aqsa? Ini adalah tempat suci di Jerusalem. Al-Aqsa adalah Masjid, tempat suci ketiga umat Islam,” tegas Scott. 

Lebih jauh ia melanjutkan, tentang serangan yang disebut HAMAS sebagai Darah Al-Aqsa kemungkinan akibat Israel telah menodai tempat suci ketiga umat Islam tersebut beberapa bulan yang lalu. Petugas keamanan  Israel menyemprotkan gas air mata ke dalam masjid, memukuli kaum wanita, menyakiti kaum lelaki. Semua kondisi mengerikan itu menjadi penyebab serangan Darah Al-Aqsa dilakukan oleh HAMAS.  

Di sisi lain, Scott menyebutkan bahwa Arab Saudi sedang membahas perosalan normalisasi dengan Isarel. Hal tersebut membuktikan bahwa negara Muslim telah jelas-jelas lupa dengan kepentingan bebasnya tanah Palestina. Bahkan, tidak ada satu negara Muslim pun yang membahas cara membebaskan tanah Palestina dari pendudukan Israel. Semua hanya melakukan normalisasi hubungan yang tujuannya adalah  persoalan materi, uang. 

"Tidak terkecuali dengan penguasa otoritas Palestina sendiri, Abbas. Sama juga dengan posisi FATAH yang telah memilihi untuk berada di posisi yang menyimpang. Hakikatnya tidak ada satu pun yang peduli dengan sungguh-sungguh terhadap warga Palestina," ujarnya.

Scott yakin, bahwa pendudukan Palestina juga tidak lepas dari bentuk perampasan harta-harta tanah Palestina demi kepentingan dan keuntungan Zionis. Oleh karena itu, jiika HAMAS gagal melakukan perlawanan dan membela tanah Palestina, maka tidak akan ada kemerdekaan di Al-Aqsa. 

“Situasi perang ini juga pada dasarnya sedang mencuri harta tanah Palestina. Artinya mengambil keuntungan dari warga Pelestina, lalu mereka membangun vila, vila, dan vila lagi oleh Zionis Israel.  Hanya ada satu grup yang berani bicara tentang Palestina, HAMAS. Karena jika mereka gagal melakukannya,  tidak akan pernah ada pembebasan,” pungkasnya. 

Scott Ritter adalah seorang anggota intelijen tentara yang melayani Uni Soviet. Kemudian ia juga pernah menjadi kepala inspektor di PBB untuk keamanan di Iraq. Scott merupakan tentara yang sangat kritis kepada keputusan Amerika untuk menginvasi Iraq. []M. Siregar

0 Komentar