Rabi Yahudi Anggap Rakyat Palestina "Hewan", IJM: Wajar Kaum Muslim Makin Geram dan Muak


MutiaraUmat.com -- Menanggapi pernyataan Rabi Meir Mazuz, seorang rabi Yahudi yang melontarkan penolakannya untuk mengirimi bantuan kemanusiaan ke Gaza karena dia menganggap rakyat Palestina bukanlah manusia melainkan hewan yang tidak patut untuk ditolong, sebelumnya hal yang senada juga pernah keluar dari lisan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang menyamakan orang Palestina dengan “hewan”, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardana menegaskan pernyataan yang demikian adalah biadab maka wajar jika kaum Muslim makin geram dan muak atas keberadaan Israel ini.

"Pernyataan biadab dari Rabi Meir Mazuz dan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant mengonfirmasi sejauh mana watak asli dari kaum Zionis Yahudi. Wajar jika akhirnya kaum Muslim makin geram dan muak atas keberadaan Israel ini," tegasnya dalam Video Pendek yang berjudul Rabi Meir Mazuz Anggap Rakyat Gaza Hewan? di YouTube Justice Monitor pada sabtu, 18 November 2023.

Ia menjelaskan sebab keberadaan Zionis Yahudi yang masih terus eksis hingga hari ini karena disokong oleh sejumlah pemimpin dunia Islam baik secara politik maupun hubungan ekonomi.

Lebih lanjut ia membeberkan, kehidupan Zionis Yahudi sangatlah bergantung pada dunia Islam mulai dari pasokan air dari Yordania dan Turki, kemudian kebutuhan sumber energi, bahan bakar atau minyak bumi Israel berasal dari negeri-negeri muslim yang melewati Turki. 

Selain itu, lanjutnya, penghianatan para pemimpin negeri Islam untuk membantu Zionis Yahudi, yakni dengan menjadikan negara-negara mereka sebagai jalur perlintasan militer Amerika Serikat. 

"Amerika Serikat juga telah lama membangun sejumlah pangkalan militer di beberapa negara Muslim seperti Arab Saudi, Qatar, Quwait, UEA dan Turki. Pangkalan-pangkalan militer itu bisa digunakan untuk memudahkan mobilisasi militer Amerika Serikat ke Timur Tengah. Para pemimpin Arab dan dunia Islam bukan saja menghianati Palestina, mereka juga sudah tidak malu lagi mengkhianti Allah dan Rasulnya. Mereka bersekutu dengan musuh musuh Allah SWT," ungkapnya.

Oleh karena itu, ia tetap optimis bahwa mengusir Zionis Yahudi dari tanah Palestina adalah sebuah keniscayaan.

"Mengusir Yahudi itu bukan utopis, bukan sulit. Tetapi ini makin sulit atau tidak bisa di wujudkan jika tidak ada kemauan. Antara utopis dan sulit itu berbeda. Kita harus membedakan antara sulit dan utopis. Kalau utopis sesuatu yang tidak mungkin terjadi sedangkan sulit itu mungkin diwujudkan tapi perlu kerja keras," jelasnya.

Ia pun menyeru agar umat Islam di seluruh dunia bersatu, meskipun para pemimpinnya banyak yang khianat namun sebenarnya masih ada para pengemban dakwah atau "agent of change" yang lurus dan tulus. 

"Merekalah perwakilan sejati umat dan agamanya. Bersama mereka dan dibawah kepemimpinan mereka umat Islam akan terbebas dari cengkraman rezim agen, umat  kelak akan berbaris sebagai pemimpin dunia untuk mengemban dakwah Islam. Dan pengemban-pengemban dakwah itu sedang berjuang untuk menegakkan satu kepemimpinan kaum muslim yang akan menyatukan umat Islam dan ajak menggerakkan jihad fiisabilillah itulah khilafah Islamiah," tutupnya. []Tenira

0 Komentar