Pengibaran Bendera Tauhid Adalah Simbol Pemersatu Umat dalam Mendukung Kemerdekaan Palestina


MutiaraUmat.com -- Cendekiawan Muslim asal Malaysia, Ustaz Abdul Hakim Othman berkata, dengan pengibaran bendera tauhid dalam aksi solidaritas Palestina adalah bentuk dukungan sebagai simbol pemersatu umat. 

“Kami memang tidak tidak pernah menggaungkan lambang-lambang nation state termasuik bendera. Meskipun kami juga melakukan aksi solidaritas dan dukungan terhadap warga Palestina. Justru yang dikibarkan adalah bendera pemersatu umat Islam, yaitu bendera yang bertuliskan tauhid, yang juga bendera Rasulullah SAW,” ujarnya dalam penjelasan video singkat yang dimuat dalam akun tiktok prbadinya @jurucakaphtm, Kamis (16/11/2023)

Ia menjelaskan, jikalau kaum Muslim membaca sejarah akar lahirnya bendera negara Palestina adalah hasil pemberian Inggris dan Prancis kepada tanah Palestina. Sehingga kalau dikibarkan oleh umat Islam, sama artinya seolah-olah menyetujui munculnya nation state di negeri Muslim. 

"Simbol bendera nation state adalah pemberian musuh Islam. Kita tidak sepakat untuk mengibarkannya dalam aksi dukungan terhadap Palestina. Sebab bendera pemersatu umat Islam yang sesungguhnya adalah bendera tauhid, benderanya Rasulullah SAW yang bertuliskan kalimat syahadat," terangnya.

Menurutnya, bendera yang diberikan oleh musuh. Maka jangan mau kibarkan bendera tersebut. Bendera umat Islam ini sebenarnya satu yaitu bendera tauhid, bendera Rasulullah, yang tertera kalimat tauhid lailaha illalah muhammadarrasulullah. Itu yang kita kibarkan.

"Dampak dari simbol-simbol nation state bagi kaum Muslim, seperti bendera negara Palestina dikibarkan ketika bicara Palestina, lalu kibarkan bendera Suriah, begitu juga dengan bendera Xinjiang jika dikibarkan masing-masing menurutnya akan melahirkan perpecahan, mudah dijajah dan dibelenggu oleh penjajah," jelasnya.

Lebih jauh ia menerangkan, kalau membahas Plestina, kibarkan bendera Palestina, bahas Suriah pakai benderanya juga, atau Xinjiang. Maka hasilnya adalah umat Islam akan tetap terpecah belah. 

"Namun, kita tidak mau demikian, kita mau Palestina menjadi wilayah khilafah. Dengan demikian akan terbebas dari penjajahan, dari belenggu negara bangsa, yaitu hanya dalam khilafah,” pungkasnya. [] M. Siregar.

0 Komentar