Idealisme Guru Antara Harapan dan Fakta

MutiaraUmat.com -- Guru merupakan orang yang mempunyai wawasan yang luas, mampu menguasai materi, menguasai kelas, kreatif, inovatif, dan memiliki karakter-karakter positif lainnya bahkan mau mengamalkannya dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan anak didiknya lebih baik dalam segala hal. Serta ideal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu yang diharapkan pada seorang guru.

Idealisme guru punya arah tujuan yang sangat berkontribusi besar demi kemajuan pendidikan zaman sekarang. Serta mampu mengembangkan pemikiran anak didik sehingga menjadi seorang yang mampu menggunakan akal pikiran atau idenya dengan baik dan benar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Terlepas dari harapan seorang guru tersebut, kita bisa melihat sejarah masa-masa kepemimpinan Islam. Yang mana sebuah penghargaan terhadap guru sangatlah sungguh luar biasa. Sebagai contoh, pada masa Khulafah Hurasyidin yaitu Khalifah Umar bin Khattab r.a, dimana gaji pengajar pada saat itu adalah 15 dinar/bulan atau sekitar Rp.36.000.000.

Sama halnya dengan di zaman Shalahuddin al Ayyubi gaji guru malah lebih besar lagi. Di dua sekolah atau madrasah yang didirikannya yaitu Madrasah Suyufiah dan Madrasah Shalahiyyah berkisar antara 11 dinar sampai dengan 40 dinar! Artinya gaji guru bila di kurs dengan nilai saat ini adalah Rp.26.000.000 s.d Rp. 96.934.000. Begitu besar penghargaan kepada pendidik/guru pada masa kepemimpinan Islam.

Di masa itu juga mereka sangat memuliakan seorang pendidik/guru. Tercantum dalam hadis Rasulullah saw, artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dari Zaid bin Aslam dari ayahnya dari sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w, beliau bersabda: Hamba yang paling dicintai Allah SWT setelah para Nabi dan Syuhada ialah para guru...”

Dari hadist-hadist tersebut sudah jelas betapa besarnya Rasulullah saw memuliakan kedudukan seorang guru. Dalam ajaran islam sangat menghargai dan memuliakan seorang pengajar dengan cara memperhatikan kesejahteraan dan menempatkannya pada tingkat ketiga dari orang-orang mulia yaitu Nabi dan para syuhada.

Terkait dari semua gambaran contoh sejarah tadi, keberhasilan sebuah pendidikan itu tidak akan terlepas dari sebuah sistem. Yang dimana sistem ini sangat menentukan seberapa besar keberhasilan yang dicapai. 

Tentunya sebagai umat islam kita berharap didalam sistem pendidikan tetap berlandaskan agama Islam yang kita kenal dengan sistem pendidikan Islam. 

Landasan dari tujuan umum pendidikan Islam yaitu membangun atau membentuk kepribadian Islam pada setiap generasi muslim, serta mempersiapkan generasi muslim agar diantara mereka menjadi ulama-ulama yang ahli disetiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keIslaman (ijtihad, fiqih, peradilan, sains, tekhnologi dan lain-lain).

Selain itu menguasai tsaqofah Islam serta menyiapakan generasi muslim menjadi generasi khoiru ummah atau umat terbaik yaitu generasi seorang pemimpin yang pembangun peradaban mulia di muka bumi ini.

Dalam sistem pendidikan Islam cukup menerapkan kurikulum yang terintegralkan dengan  berbasis aqidah Islam. Serta berisi rancangan pelajaran terintegrasi dengan aqidah Islam yang diberikan kepada anak peserta didik berdasarkan level berfikir anak. Serta Meningkatkan level berfikir anak agar mampu berfikir lebih cemerlang.

Metode pembelajaran dalam Islam adalah metode pembelajaran talqiyan fikriyan. Penyampaian ilmu kepada siswa sebagai sebuah pemikiran/konsep, yang dilakukan dengan menyatukan ilmu (informasi/maklumat) dengan realitas/fakta yang terindera oleh siswa. 

Satu hal yang tak kalah pentingnya yaitu peran orang tua dan masyarakat sebagai peran pendukung dalam sisten pendidikan Islam. Orang tua berperan penuh dan menghargai ilmu sedangkan di masyarakat harus menjaga penuh generasi muslim dengan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dan melakukan muhasabah dari kebijakan sebuah Negara islam. Negara juga menjalankan perannya sebagai pelaksana syariah Islam secara kaaffah dan pemelihara urusan rakyatnya.

Kita sebagai masyarakat sangat berharap untuk seluruh sistem pendidikan Islam dapat diterapkan di dalam sistem pendidikan sekarang, karenanya dalam pendidian islam selain memiliki keunggulan dan kelebihan sistem pendidikan Islam pun sangat menjunjung tinggi kemuliaan dan kesejahteraan guru, sebagaimana yang pernah diterapkan pada masa khilafah Islam terhadap pendidik/guru. 

Realitanya, dengan sistem pemerintahan sekuler kapitalis pada pendidikan saat ini guru semakin tidak mempunyai hak untuk menjalankan pendidikan yang sebagaimana mestinya yang harus di jalankan, karena di era sekuler sekarang ini negara sudah menjadi swasta dengan menempatkan posisi guru sebagai tenaga kontrak.

Sesungguhnya ini menunjukkan lemahnya visi negara terhadap dunia pendidikan. Sehingga sangat jelas keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan problem kesejahteraan para guru sangat rendah. Hal tersebut kalah jauh dibandingkan dengan gegap gempita panggung politik dan pembangunan infrastruktur yang spektakuler. Padahal peran guru dalam mencetak generasi pengisi peradaban di masa depan sangatlah besar.

Sehingga di sistem sekarang peran seorang pendidik atau guru untuk membangaun sebuah peradaban emas itu hanyalah khayalan di siang bolong, padahal kita tahu bersama bahwa guru adalah ujung tombak dalam berhasilnya pendidikan.

Jadi kita sebagai pendidik Islam haruslah mempunyai kewajiban untuk merubah pola pikir yang tidak terus berlarut-larut dalam sistem pendidikan yang salah dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka dari itu mari kita bersama-sama memasukkan dan mengembalikan sistem pendidikan Islam ke seluruh dunia dalam sistem yang paripurna, yaitu sistem Islam dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah.
Wallahu'alam bishshawab.[]

Oleh: Zul'aiza, S.P
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar