Harapan di Hari Kesehatan Nasional Hanya Bisa Terwujud dalam Sistem Islam


MutiaraUmat.com -- Bulan November terkhusus tanggal 12, di Indonesia diperingati sebagai hari Kesehatan Nasional (HKN). Tahun 2023 ini diperingati HKN ke 59. (Detik healthy, 12 November 2023) 

Hari Kesehatan Nasional tahun ini mengangkat tema "Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju". Saat memperingati Hari Kesehatan Nasional, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan pandemi Covid-19 memberikan hikmah yang bisa dipetik oleh banyak negara yaitu negara memiliki arsitektur kesehatan yang kuat. Ancaman pada sektor kesehatan yang terjadi berefek domino pada sektor sosial dan ekonomi masyarakat. (Liputan6, 12 November 2023)

Guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), holding rumah sakit (RS) BUMN menyiapkan langkah transformasi melalui pemanfaatan ekosistem digital. (JPNN, 12 November 2023)

Hari Kesehatan Nasional 2023 diperingati di tengah kondisi kesehatan yang sedang tidak baik-baik saja. Tema yang diangkat adalah Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju.

Kemajuan suatu bangsa tentunya membutuhkan SDM yang berkualitas. Dengan berbagai persoalan yang ada, sangat menghambat terwujudnya SDM yang berkualitas, seperti masih tingginya angka stunting, kemiskinan, mahalnya layanan kesehatan, serta kualitas layanan kesehatan yang masih jauh dari harapan.

Oleh karena itu, transformasi kesehatan harusnya dimulai dari kualitas pelayanan kesehatan. Contoh indikator yang paling mudah dalam menilai layanan kesehatan adalah BPJS kesehatan. Karut marut meawarnai perjalanan BPJS kesehatan sebagai lembaga yang mengomersialisasi kesehatan layaknya bisnis.

Fakta BPJS Kesehatan, masyarakat diharuskan membayar sejumlah premi tetapi pelayanan yang diberikan sangat minimalis. Padahal layanan kesehatan adalah kebutuhan asasi publik. Semestinya, negara memberikan pelayanan yang baik dan gratis kepada rakyat dan bukan profit oriented. Hal ini menyebabkan sulitnya rakyat mendapatkan layanan kesehatan yang mudah dan murah.

Jika solusinya adalah menyiapkan langkah transformasi melalui pemanfaatan ekosistem digital, mungkinkah hal ini bisa menyelesaiakn persoalan kesehatan yang ada? Maka semestinya solusi yang diberikan lebih mengarah pada terselesaikannya persoalan kesehatan dan bukan memperioritaskan transformasi ekosistem digital. 

Tidak dipungkiri bahwa digitalisasi memang penting di era digital seperti saat ini, namun bagaimana dengan mereka yang tidak bisa mengakses kesehatan secara online? Sebagai contoh, masyarakat pelosok desa yang sulit mendapatkan jaringan internet, mereka lebih membutuhkan puskesmas, klinik atau rumah sakit dan tenaga kesehatan yang lokasinya dekat, murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat ketimbang konsultasi ke dokter dengan cara online.
 
Inilah fakta pelayanan kesehatan di negeri ini yang menerapkan sistem kapitalisme yang bisa dikatakan memberikan layanan kesehatan masih stengah hati. Hal ini sangat jauh berbeda dengan Islam. Islam menjadikan layanan kesehatan sebagai kebutuhan dasar dan menjadi tanggug jawab negara yakni negara wajib memberikan layanan kesehatan kepada rakyat dengan mudah dan murah bahkan gratis sehingga rakyat mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas, mampu melahirkan SDM bangsa yang sehat dan kuat siap memajukan bangsa.

Islam memiliki berbagai pos pemasukan negara yang menjadikan negara mampu menyelenggarakan layanan kesehatan dengan murah bahkan gratis dan berkualitas. Dengan demikian transformasi kesehatan untuk Indonesia maju pasti akan terwujud. Dan hal ini hanya bisa diwujudkan dalam negara yang dilandasi oleh akidah Islam, yang akan menerapkan syariah Islam kaffah. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dewi Asiya
Aktivis Muslimah

0 Komentar