Luqman Muqeem: Kenapa Kita Masih Pesimis dengan Khilafah

MutiaraUmat.com -- Aktivis Islam Inggris, Luqman Muqeem, menyayangkan jika kaum Muslim hari ini masih banyak yang pesimis dengan tegaknya kembali khilafah.

“Kenapa kita selalu mengumbar dan menggambarkan pemikiran pesimistis tentang seperti apa khilafah itu? Banyaknya dari yang kita miliki di negeri-negeri Muslim seperti jumlah penduduk, SDA, energi, pasukan kemanan, jalur laut, jalur darat, dan tenaga kerja, serta kekuatan militer. Semua ini bukankah komposisi untuk super power di masa depan? Lalu, kenapa masih pesimis?" ujarnya dalam video pribadinya yang diunggah dalam tiktok @luqman97, Sabtu (16/03/2024).

Kata Luqman, memang tidak ada seorang pun yang mengeklaim bahwa khilafah akan menjadi satu-satunya super power di masa mendatang. Karena  seperti di masa lalu, juga terdapat negara super power yang lain. 

Dan selain khilafah, AS, Uni Soviet, bahkan Kerajaan Inggris, semua memulainya sebagai negara lemah, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki kekuatan saat itu.

“Akan tetapi, mereka memiliki visi, rencana, kebijakan, kenegarawanan yang jelas, sehingga mampu untuk menjadi superpower di dunia. Sehingga tidak berbeda dengan khilafah di masa yang akan datang,” lanjut Luqman. 

Adapun kelompok yang mengatakan bahwa memperjuangkan khilafah adalah sebuah khayalan, merupakan penghinaan bagi yang telah berkorban untuk menegakkannya. Sebab kaum Muslim yang sejak runtuhnya khilafah, telah kembali memperjuangkannya dengan komitmen seumur hidup.

Apalagi menurutnya, umat Islam sudah cukup lama dipenjara oleh solusi kepura-puraan yang tidak kunjung membawa penyelesaian problem umat. 

“Umat ini telah menderita cukup lama dengan solusi kepura-puraan. Seperti  kita serukan menggalang dana, kita datangi PBB, atau menandatangani kesepakatan. Kita semua mau dibawa ke mana? Semuanya nihil. Kenapa? Karena bukan solusi,” terangnya lagi. 

Solusi yang sebenarnya kata Luqman, hanyalah seperti yang disampaikan oleh Nabi SAW, yaitu hadirnya seorang imam atau khalifah di tengah-tengah umat sebagai perisai. 

“Solusinya sangat jelas. Nabi kita SAW mengatakan, "Hanya Imam sebagai perisai. Di belakangnya anda berperang, dan kamu melindungimu dengan dirinya. Jika mengajak kepada taqwa, maka ikutilah, tetapi jika mengajak pada selain itu, maka ini melawan dirinya, (HR. Muslim),” tegas Luqman.

Jika persoalan bantuan makanan, tutur Luqman, tentu saja hal tersebut perkara yang mulia. Itulah yang sebagian dilakukan terhadap warga Palestina. Hanya saja, ketika kaum Muslim berada di bawah pengepungan entitas penjajah dan diblokade oleh rezim khianat, tentu bantuan makanan saja tidaklah cukup. 

Hadirnya sebuah negara yang  mampu menangani persoalan demikian adalah sesuatu yang sangat urgen. Itulah yang disebut dengan negara khilafah. 

“Kita tentu ingin memberikan anak-anak makan dengan sebaik-baiknya, tetapi bagaimana melihat ketika mereka di bawah sebuah pengepungan dari entitas penjajah yang sedang memblokade dan dipimpin oleh rezim khianat? Bagaimana cara menolong populasi umat? Jelas, keduanya tidak akan tertangani tuntas kecuali dengan satu negara yang kuat, yakni khilafah,” pungkasnya []M. Siregar

0 Komentar